Sabtu, 19 Oktober 2019

JENIS-JENIS EVALUASI KURIKULUM


Jenis Evaluasi Kurikulum
Dalam percakapan sehari-hari seringkali terdengar orang berbicara tentang evaluasi formatif dan evaluasi sumatif dalam pengertian jenis evaluasi. Seperti telah dibahas sebelumnya evaluasi formatif dan sumatif menunjukkan fungsi evaluasi dan bukan jenis evaluasi. Dalam evaluasi kurikulum jenis evaluasi itu menunjukkan dimensi kurikulum yang dievaluasi. Jadi, dalam setiap jenis evaluasi kurikulum kedua fungsi evaluasi dapat dilakukan. Oleh karen dalam evaluasi reflektif, evaluasi rencana, evaluasi proses maupun evaluasi hasil fungsi formatif dan sumatif evaluasi dapat dilakukan.
1. Evaluasi reflektif
Dipergunakan untuk menyebutkan jenis evaluasi yang memusatkan perhatiannya terutama terhadap kurikulum sebagai ide. Jenis evaluasi ini mencoba mengkaji mengenai ide yang dikembangkan dan diajadikan landasan bagi kurikulum dalam dimensi lainnya.
Evaluasi terhadap ide tersebut dapat dilakukan pada waktu pertama kali suatu ide dikemukakan seseorang, atau pada waktu kurikulumsebagai rencana telah selesai ditulis, atau dapat pula dilakukan apabila kurikulum dalam setiap dimensinya telah dikembangkan. Persoalan evaluasi terhadap ide tidak akan pernah mengalami kehabisan bahan selama masyarakat terus berkembang dan penemuan-penemuan baru dalam pengetahuan terus berlangsung.
Evaluasi reflektif misalnya, memusatkan perhatiannya terhadap dimensi kurikulum sebagai ide. Kata “reflektif” itu sendiri diambil dari artikel yang ditulis oleh Cohen (1976). Jenis evaluasi ini mengakaji tentang ide yang dikembangkan dan dijadikan landasan bagi kurikulum. Ada beberapa kemungkinan pelaksanaan jenis evaluasi reflektif, yaitu (a) pada waktu pertama kali ide dikemukakan, (b) pada waktu terjadi proses deliberasi ketika suatu kurikulum sebagai rencana akan dikembangkan oleh suatu tim, (c) pada waktu kurikulum sebagai rencana telah selesai ditulis, atau (d) pada waktu kurikulum sebagai kegiatan sedang dikembangkan.
2. Evaluasi rencana
Merupakan jenis evaluasi yang banyak dilakukan sekarang terutama setelah banyak inovasi diperkenalkan dalam pengembangan kurikulum, dan setelah teknologis pengembangan kurikulum sebagai rencana menghasilkan format-format tertentu. Proses pengembangan tujuan, umpamanya, telah berkembang sedemikian rupa sehingga dikenal berbagai jenjang tujuan yang harus diperhatikan, baik tujuan yang bersifat ideal maupun tujuan yang bersifat operasional. Teknis-teknis yang demikian harus diikuti dengan seksama oleh pengembang kurikulum sebagai rencana. Demikian pula dengan proses pengembangan belajar (baik konten maupun proses) yang dimiliki suatu kurikulum sebagai rencana, bahkan alat evaluasi hasil belajar yang tercantum dalam kurikulum sebagai rencana tersebut.
Seperti juga evalusi reflektif, evaluasi rencana dapat dilakukan baik pada waktu proses penulisan kurikulum sebagai rencana sedang berlangsung maupun pada waktu penulisan itu telah selesai dilaksanakan.
Evaluasi rencana banyak digunakan orang ketika inovasi mulai diperkenalkan dalam pengembangan kurikulum dan setelah teknologi pengembangan kurikulum sebagai rencana menghasilkan format-format tertentu. Komponen-komponen kurikulum telah banyak dikembangkan dalam dimensi kurikulum sebagai rencana. Hal ini menjadi fokus perhatian dalam evaluasi rencana.
3. Evaluasi proses
Kadang-kadang disebut pula dengan istilah evaluasi implementasi kurikulum. Di sini dipergunakan istilah proses untuk memperkuat pengertian kurikulum sebagai suatu proses, sebagai sesuatu yang terjadi di sekolah. Lagipula, istilah evaluasi proses dianggap lebih memberikan kedudukan yang sama antara dimensi kurikulum sebagai ide, rencana, hasil dan kurikulum sebagai kegiatan. Tetapi tidak dalam suatu nuansapun pengertian evaluasi proses dibedakan dengan pengertian evaluasi implementasi. Jadi kedua istilah itu dapat saja dipergunakan secara bergantian.
Evaluasi proses berkembang sangat cepat sejak tahun 70-an. Adanya kesadaran bahwa proses ternyata banyak menentukan keberhasilan suatu kurikulum merupakan dorongan yang kuat untuk memberikan perhatian yang seksama terhadap evaluasi proses.
Dalam evalusi proses ini perhatian evaluator telah diarahkan tidak saja kepada apa yang terjadi dengan kurikulum sebagai kegiatan. Evaluator telah pula mencoba melihat mengenai berbagai faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sebagai kegiatan. Evaluasi terhadap kepemimpinan kepala sekolah, pengetahuan dan siakap serta kegiatan guru, faktor siswa serta peralatan belajar dianggap fokus yang penting. Demikian pula dengan interaksi yang terjadi dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Tak luput dari perhatian evaluator adalah strategi implementasi yang dipergunakan pada waktu memperkenalkan kurikulum kepada sekolah dan guru-guru. Bahkan sistem supervisi yang dilakukan para pengawas tak terlepas dari kajian evaluasi proses ini. Pandangan bahwa suatu kurikulum sebagai suatu kegiatan adalah suatu sistem yang menyangkut berbagai komponen diterapkan secara seksama, walaupun hal ini tidak selalu berarti bahwa pendekatan yang dipergunakan berdasarkan syistem approach.
Evaluasi proses sering disebut dengan evaluasi implementasi kurikulum. Istilah proses digunakan untuk memperkuat pengertian kurikulum sebagai suatu proses, sesuatu yang terjadi di sekolah. Asumsi evaluasi proses adalah suatu proses banyak menentukan keberhasilan kurikulum. Jenis evaluasi ini lebih banyak mencurahkan perhatiannya terhadap dimensi kurikulum sebagai kegiatan termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti kepala sekolah, guru, peserta didik, sarana dan prasarana, sistem supervisi dan monitoring, lingkungan, orang tua, dan sebagainya.
4. Evaluasi hasil
Merupakan jenis evaluasi kurikulum yang paling tua. Bahkan pada mulanya yang dimaksudkan dengan evaluasi identik dengan evaluasi hasil ini. Demikian pula yang dimaksudkan dengan evaluasi kurikulum sering diartikan sebagai evaluasi hasil.
Lebih lanjut, hasil yang dimaksud adalah hasil belajar dalam pengertian pengetahuan. Jumlah pengetahuan yang dimiliki siswa merupakan indikator keberhasilan suatu kurikulum.
Evaluasi hasil merupakan evaluasi kurikulum yang paling tua. Evaluasi hasil disebut penilaian hasil belajar. Sekalipun pengertiannya sama, tetapi cakupannya berbeda, karena hasil yang dimaksud dalam evaluasi hasil adalah hasil belajar bukan hanya berkenaan dengan domain pengetahuan tetapi juga domain keterampilan dan sikap.
Dalam tulisannya tahun 1981 yang berjudul specific approach to curriculum development, Tyler memberikan pandangan baru mengenai evaluasi hasil, dan bahkan terhadap evaluasi kurikulum. Selain ia berpandangan bahwa evaluasi haruslah pula meliputi evaluasi terhadap ide, implementasi, dan efektifitas kurikulum, Tyler pun berpendapat bahwa evaluasi hasil menentukan sampai sejauh mana perilaku yang ingin dikembangkan kurikulum telah dimiliki siswa. Dengan demikian evaluasi hasil harus berhubungan dengan ruang lingkup dan dimensi tujuan yang lebih luas dari hanya sekedar pengetahuan.

            Beberapa jenis evaluasi kurikulum di atas, memberikan gambaran fokus penelitian ini yaitu lebih baik dengan evaluasi proses. Hal ini sesuai dengan fokus peneliti yaitu merujuk pada evaluasi implementasi kurikulum suatu lembaga pendidikan. Evaluasi proses ini menekankan pada proses pembelajaran yang meliputi: pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran di kelas, dalam hal ini juga diawali dengan kajian perangkat pembelajaran.





sumber: 

EVALUASI KURIKULUM

A.            Pengertian Evaluasi Kurikulum              Pemahaman mengenai pengertian evaluasi kurikulum dapat berbeda-beda sesuai deng...