- Bumi dan Alam Semesta
Alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos.
Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya
atom, elektron, sel, amuba, dan sebagainya. Sedang makrokosmos adalah
benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet,
dan galaksi. Manusia sebagai makhluk tuhan yang berakal budi dan sebagai
penghuni alam semesta selalu tergoda oleh rasa ingin tahunya, untuk mencari
penjelasan tentang makna dari hal-hal yang di amati. Dengan diperolehnya
berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dari benda-benda langit yang sampai di
bumi, timbullah beberapa teori yang mengungkapkan tentang terbentuknya alam
semesta. Teori tersebut di kelompokkan menjadi :
- Teori Keadaan Tetap (steady-state theory)
Teori ini dikemukakan oleh H. Bondi, T. Gold, dan F. Hoyle
dari Universitas Cambridge pada tahun 1948. Pada teori ini menyatakan bahwa
alam semesta ada tanpa awal dan tetap ada tanpa akhir. Hal tersebut didasari
oleh kenyataan bahwa setiap galaksi memiliki jumlah yang tetap sama meski ada
pada kurun waktu yang berbeda. Dalam teori ini tidak dikenal istilah penciptaan
ataupun kiamat. Alam semesta ada dan akan tetap ada.
Walaupun populer pada awal abad ke-20, namun sekarang
teori keadaan tetap sudah tidak lagi dipercayai oleh kebanyakan orang kecuali
mereka yang tidak beragama (atheis).
Teori ini sangat bertentangan dengan Al Qur’an. Dalam
Al Quran menjelaskan tentang penciptaan dan kehancuran alam semesta. Dalam Qs.
Qaf: 38 yang menerangkan tentang pembentukan bumi. Yang memiliki arti “Dan
sumgguh, kami telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya dalam enam masa, dan kami tidak merasa letih sedikitpun.”. Sedangkan
tentang kehancuran alam semesta, salah satunya tercantum dalam Q.S. at-Takwīr/81:1:
yang artinya “(Ingatlah hari itu) apabila matahari digulung.”. Dalam ayat ini
sangat jelas bahwa akan ada kehancuran total suatu saat nanti. Kehancuran total
yang terjadi di alam ini secara logika bukanlah suatu peristiwa yang mustahil.
Para pakar ilmu alam telah sepakat bahwa segala yang maujūd pasti memiliki
batas akhir keberadaannya pada saat tertentu.
- Teori Dentuman Besar (Big Bang)
Teori Big Bang ini berlawanan dengan teori keadaan
tetap, karena teori keadaan tetap mengenal penciptaan dan kiamat. Hipotesis
teori dentuman besar (Big-Bang) dikemukakan pertama kali oleh George Lematitre.
Teori ini menyebutkan bahwa asal usul alam semesta dimulai dari sebuah primeval
atom atau atom yang sangat padat. Suatu saat karena terlalu padat dan memiliki
energi kalor yang tinggi, atom ini meledak hingga semua materinya terlempar ke
seluruh penjuru ruang hampa yang ada di sekitarnya. Sejak ledakan itu, semua
partikel ledakan atom tersebut (planet, asteroid, meteorid, dll.) berekspansi
hingga ribuan juta tahun. Dari ekspansi tersebut timbulah dua gaya yang saling berlawanan
yaitu gaya gravitasi dan gaya repulsi kosmis. Teori ini menyebutkan bahwa suatu
waktu, ekspansi tersebut pasti akan berhenti.
Menurut teori ini, ada beberapa masa yang penting selama terjadinya alam
semesta, yakni:
·
Masa batas
dinding planck yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-43 detik
berdasarkan hasil perhitungan Panck.
·
Masa Jify yaitu
masa pada saat alam semesta berumur 10-23 detik, dengan jari-jari alam semesta
10-13 cm dengan kerapatnnya 1055 kali kerapatan air.
·
Masa Quark yaitu
masa pada saat alam semesta berumur 10-4 detik. Pada masa ini partikel-partikel
saling bertumpang tindih da tidak berstruktur serta diikuti dengan terbentuknya
hadron yang mempunyai kerapatan 109 ton tiap sentimeter kubik.
·
Masa pembentukan
Lipton yaitu masa pada saat alam semsta berumur 10- detik.
·
Masa radiasi
yaitu masa alama semesta berumur 1 detik sampai satu juta kemudian pada saat
terbentuknya fusi hidrogen menjadi helium mempunyai suhu 109 derajat Kelvin.
Pada saat usia alam semesta berumur 105 sampai 106 tahun mepunyai suhu 3000
derajat Kelvin.
·
Masa pembentukan
Galaksi yaitu pada usia alam semesta 108-109 tahun. Pada saat usia ini galaksi
masih berupa kabut Pilin yang berputar membentuk piringan raksasa.
·
Masa pembentukan
tata surya yaitu pada usia 4,6 x 109 tahun.
Jauh sebelum teori Big Bang dikemukakan ilmuwan,
Alquran telah menjelaskan terkait terbentuknya alam semesta. "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" isi Surah
Al Anbiya Ayat 30.
Dari ayat tersebut, terlihat jelas kesesuaian antara
ayat Alquran dan teori Big Bang. Persamaan keduanya tidak bisa dihindari.
- Tanggapan
a.
Kesesuaian
dan ketidaksesuaian
Teori yang
ada di PPT dan teori yang saya ambil dari sebuah artikel memiliki kesesuaian
dalam pengertian dan juga pembahasannya. Karena
b.
Alasan
Alasan saya hanya mengambil
dua teori terbentuknya alam semesta karena
saya hanya mengambil satu teori yang saya percayai dan satu teori lagi untuk
membandingkan dengan teori yang saya percayai. Teori tersebut ialah teori
Bigbang atau teori ledakan besar. Teori ini menjelaskan bahwa alam semesta dahulunya
terbentuk karena adanya sebuah atom yang bersuhu panas dan sangat padat. Karena
saking padatnya, maka atom tersebutpun akhirnya meledak dan bagian-bagian dari
atom tersebut terpental ke luar angkasa sehingga membentuk sebuah planet.
Teori ini sama dengan teori
yang disampaikan didalam oleh Al-Quran mengenai pembentukan alam semesta
sehingga saya mempercayai teori tersebut.
Banyak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar