Selasa, 19 November 2019

BUMI DAN ALAM SEMESTA


  1. Bumi dan Alam Semesta
Alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba, dan sebagainya. Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet, dan galaksi. Manusia sebagai makhluk tuhan yang berakal budi dan sebagai penghuni alam semesta selalu tergoda oleh rasa ingin tahunya, untuk mencari penjelasan tentang makna dari hal-hal yang di amati. Dengan diperolehnya berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dari benda-benda langit yang sampai di bumi, timbullah beberapa teori yang mengungkapkan tentang terbentuknya alam semesta. Teori tersebut di kelompokkan menjadi :
  1. Teori Keadaan Tetap (steady-state theory)
Teori ini dikemukakan oleh H. Bondi, T. Gold, dan F. Hoyle dari Universitas Cambridge pada tahun 1948. Pada teori ini menyatakan bahwa alam semesta ada tanpa awal dan tetap ada tanpa akhir. Hal tersebut didasari oleh kenyataan bahwa setiap galaksi memiliki jumlah yang tetap sama meski ada pada kurun waktu yang berbeda. Dalam teori ini tidak dikenal istilah penciptaan ataupun kiamat. Alam semesta ada dan akan tetap ada.
Walaupun populer pada awal abad ke-20, namun sekarang teori keadaan tetap sudah tidak lagi dipercayai oleh kebanyakan orang kecuali mereka yang tidak beragama (atheis).
Teori ini sangat bertentangan dengan Al Qur’an. Dalam Al Quran menjelaskan tentang penciptaan dan kehancuran alam semesta. Dalam Qs. Qaf: 38 yang menerangkan tentang pembentukan bumi. Yang memiliki arti “Dan sumgguh, kami telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan kami tidak merasa letih sedikitpun.”. Sedangkan tentang kehancuran alam semesta, salah satunya tercantum dalam Q.S. at-Takwīr/81:1: yang artinya “(Ingatlah hari itu) apabila matahari digulung.”. Dalam ayat ini sangat jelas bahwa akan ada kehancuran total suatu saat nanti. Kehancuran total yang terjadi di alam ini secara logika bukanlah suatu peristiwa yang mustahil. Para pakar ilmu alam telah sepakat bahwa segala yang maujūd pasti memiliki batas akhir keberadaannya pada saat tertentu.
  1. Teori Dentuman Besar (Big Bang)
Teori Big Bang ini berlawanan dengan teori keadaan tetap, karena teori keadaan tetap mengenal penciptaan dan kiamat. Hipotesis teori dentuman besar (Big-Bang) dikemukakan pertama kali oleh George Lematitre. Teori ini menyebutkan bahwa asal usul alam semesta dimulai dari sebuah primeval atom atau atom yang sangat padat. Suatu saat karena terlalu padat dan memiliki energi kalor yang tinggi, atom ini meledak hingga semua materinya terlempar ke seluruh penjuru ruang hampa yang ada di sekitarnya. Sejak ledakan itu, semua partikel ledakan atom tersebut (planet, asteroid, meteorid, dll.) berekspansi hingga ribuan juta tahun. Dari ekspansi tersebut timbulah dua gaya yang saling berlawanan yaitu gaya gravitasi dan gaya repulsi kosmis. Teori ini menyebutkan bahwa suatu waktu, ekspansi tersebut pasti akan berhenti.
Menurut teori ini, ada beberapa masa yang penting selama terjadinya alam semesta, yakni:
·         Masa batas dinding planck yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-43 detik berdasarkan hasil perhitungan Panck.
·         Masa Jify yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-23 detik, dengan jari-jari alam semesta 10-13 cm dengan kerapatnnya 1055 kali kerapatan air.
·         Masa Quark yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-4 detik. Pada masa ini partikel-partikel saling bertumpang tindih da tidak berstruktur serta diikuti dengan terbentuknya hadron yang mempunyai kerapatan 109 ton tiap sentimeter kubik.
·         Masa pembentukan Lipton yaitu masa pada saat alam semsta berumur 10- detik.
·         Masa radiasi yaitu masa alama semesta berumur 1 detik sampai satu juta kemudian pada saat terbentuknya fusi hidrogen menjadi helium mempunyai suhu 109 derajat Kelvin. Pada saat usia alam semesta berumur 105 sampai 106 tahun mepunyai suhu 3000 derajat Kelvin.
·         Masa pembentukan Galaksi yaitu pada usia alam semesta 108-109 tahun. Pada saat usia ini galaksi masih berupa kabut Pilin yang berputar membentuk piringan raksasa.
·         Masa pembentukan tata surya yaitu pada usia 4,6 x 109 tahun.
Jauh sebelum teori Big Bang dikemukakan ilmuwan, Alquran telah menjelaskan terkait terbentuknya alam semesta.  "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" isi Surah Al Anbiya Ayat 30.
Dari ayat tersebut, terlihat jelas kesesuaian antara ayat Alquran dan teori Big Bang. Persamaan keduanya tidak bisa dihindari.

  1. Tanggapan
a.       Kesesuaian dan ketidaksesuaian
Teori yang ada di PPT dan teori yang saya ambil dari sebuah artikel memiliki kesesuaian dalam pengertian dan juga pembahasannya. Karena
b.      Alasan
Alasan saya hanya mengambil dua teori terbentuknya alam semesta karena  saya hanya mengambil satu teori yang saya percayai dan satu teori lagi untuk membandingkan dengan teori yang saya percayai. Teori tersebut ialah teori Bigbang atau teori ledakan besar. Teori ini menjelaskan bahwa alam semesta dahulunya terbentuk karena adanya sebuah atom yang bersuhu panas dan sangat padat. Karena saking padatnya, maka atom tersebutpun akhirnya meledak dan bagian-bagian dari atom tersebut terpental ke luar angkasa sehingga membentuk sebuah planet.
Teori ini sama dengan teori yang disampaikan didalam oleh Al-Quran mengenai pembentukan alam semesta sehingga saya mempercayai teori tersebut.
Banyak





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EVALUASI KURIKULUM

A.            Pengertian Evaluasi Kurikulum              Pemahaman mengenai pengertian evaluasi kurikulum dapat berbeda-beda sesuai deng...